Oleh : Nopriansyah
A.
Mengenal mental anak usia dini
Perkembangan
anak pada masa usia dini sebenarnya masih jauh dari hakikatnya untuk menjadi
seorang atlet, dimana pada masa itu mereka dituntut untuk berkembang dalam hal
apapun, namun bahkan sekarang banyak anak-anak yang masih pada usia dini telah
berkecimpung diberbagai macam bidang olahraga. Disinilah moral sangat berperan
sebagai landasan normatif dalam penggunaan mental anak usia dini serta dituntut
tanggung jawab seorang pembimbing atau pelatih dalam menuntun pemanfaatan
mental anak dan tujuan hakiki dalam prestasi bisa tercapai.
Jadi untuk
membina mental atlet pada usia dini kita perlu proses yang baik supaya
kedepannya atlet tersebut terus berkembang. Maka dengan mudah kita dapat mengetahui
bagaimana anak yang terdapat dalam pembinaan mental anak usia dini tersebut.
Hal ini memungkinkan kita mengenali berbagai karakteristik anak, serta
meletakkan mereka pada tempatnya masing-masing yang saling berkaitan dengan kita.
Tanpa mengenal ciri-ciri tiap anak yang pantas mendapatkan pembinaan mental
anak usia dini dalam pengembangan prestasi.
B.
Pembinaan
anak usia dini pada pencak silat
Olahraga
pencak silat yang merupakan olahraga asli indonesia sudah banyak dikenal oleh
anak-anak usia dini, mereka mengenal olahraga ini dari kegiatan ekstra
kulikuler yang ada disetiap kegiatan sekolah. Meskipun olahraga seperti ini
tergolong olahraga yang sangat keras, akan tetapi masih banyah anak-anak yang
meminatinya, seperti kita ambil contoh pada saat diselenggarakan kejuaraan
pencak silat antar sekolah dasar, banyak anak-anak yang berpartisipasi dalam
kejuaraan tersebut. Mereka berlomba-lomba memberikan kemampuan terbaiknya
sehingga akan memunculkan pemenang yang sekaligus bahwa kelak mereka inilah
yang akan menjadi generasi pesilat-pesilat muda dimasa yang akan datang.
Untuk mencapai semua itu tidaklah
luput dari jasa seorang pelatih yang bekerja keras dalam mendidik anak-anak
tersebut sehingga bisa. Pelatih sangat berperan penting dalam hal ini mulai
dari pencarian bibit sampai kemotode latihannya. Pelatih juga tidak bisa
membina anak-anak yang masih diusia dini tersebut dengan semena-mena pelatih,
apalagi diolahraga pencak silat kemahiran seorang pelatih harus bisa dituntut
disini.
Jika seorang pelatih anak usia dini
terlalu arogan dalam melatih maka dampak
yang akan menerimanya adalah anak latihnya tersebut, hal ini akan berimbas pada
psikologis masa depan anak tersebut. Banyak pelatih olahraga pencak silat yang
tidak mempunyai dasar yang cukup untuk melatih ketika melatih anak usia dini
mereka menyamakan latihannya dengan latihan yang sebenarnya itu adalah latihan
orang dewasa, tanpa disadari mereka telah merusak psikologi anak tersebut
sehingga pada saat anak tersebut menginjak remaja berbagai macam cedera yang
telah mereka alami, sehingga menghambat mereka untuk mengembangkan prestasi
mereka lagi.
Pada
olahraga pencak silat pelatih yang hanya melatih tanpa memikirkan anak latihnya
yang masih usia dini akan memberikan latihan yang terus menerus yang setiap
saat menuntut mereka harus bisa. Misalnya pada latihan dasar pencak silat, pada
latihan tendangan, pelatih terus menerus memberi latihan tendangan tanpa
memperhitungkan bagaimana memberi porsi latihan yang pas dalam anak usia dini,
disini pelatih tersebut terus menuntut supaya anak latihnya itu harus bisa
melakukan tendangan yang bagus sesuai yang dicontohkannya. Anak tersebut
akhirnya bisa melakukannya sesuai apa yang diharapkan palatih, tanpa memikir
panjang apa yang akan terjadi pada anak itu pada masa depan. Disaat anak itu
menginjak remaja yang mana seharusnya puncak prestasinya, atlet tersebut malah
bergelut dengan cedera engkel yang tak kunjung sembuh, dimana tanpa dia sadari
cedera tersebut merupakan buah latihan yang dulu pada saat usia dini seorang
pelatih tidak memperhatikan atletnya dengan baik, karena selalu bersifat
arogan.
Banyak pelatih didalam olahraga
pencak silat yang hanya mengejar kemenangan sesaat yang hanya untuk ketenaran
nama, sehingga berdampak negatif dalam perkembangan psikologis anak latih
(emosional, agresif, dan menarik diri).
Pembinaan
mental anak usia dini yang benar dalam olahraga pencak silat sebaiknya setelah
5 tahun anak dapat diperkenalkan
dengan
jenis olahraga permainan
maupun individual yang tetap
berada konteks bermaian dan menggembirakan anak. Dan pada usia 8-9 tahun anak
usia dini tersebut harus sudah mempunyai target yang harus dicapai adalah menerapkan sebaik
mungkin kemampuan
anak yang akan dilatih untuk mereka terapkan pada pertandingan. Jika anak
tersebut mendapatkan pelatihan untuk anak usia dini, maka dalam memasuki usia
remaja dan dewasa mereka tetap bisa mengembangkan prestasi, walau pun latihan
yang diberikan sangan keras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar